“Tidak!” jawabnya tegas, “Yang terpikir saya waktu itu, saya mau hidup, saya tidak mau mati!” Ternyata tekad serta apa yang dipikirkan Ari menjadi kenyataan.
Pemuda yang berasal dari desa Kabong, Aceh Jaya, berhasil diselamatkan kapal Al-Yamamah yang lewat di lokasi 320 kilometer dari pantai barat Sumatera, 15 hari setelah bencana Tsunami Aceh 26 Desember 2004.
Selama terapung di lautan Ari melawan terik matahari, dinginnya hujan serta pekatnya malam dengan hanya memakan buah kelapa serta bantuan kayu dan sampan yang hanyut bersama-sama ke laut.
Tekadnya untuk hidup telah membuatnya bertahan selama 15 hari sebelum akhirnya ditolong awak kapal Al-Yamamah.
Dalam kehidupan sehari-hari, perasaan ragu, takut atau pesimis, seringkali menghantui pikiran kita. Padahal, pikiran positif, semangat serta tekad merupakan modal awal yang barangkali 50% akan menjamin keberhasilan pekerjaan dan tugas-tugas kita?
Pernahkah kita sadari bahwa sesungguhnya kekuatan pikiran kita luar biasa “dahsyat”?
Dalam khasanah psikologis ini disebut sebagai “Self-fullfiling Phropecy” atau “Pygmalion Effect”. Adalah Robert Merton, seorang profesor sosiologi di Universitas Columbia yang pada tahun 1957 mengembangkan konsep ini.
Dalam kajiannya yang terkenal dengan sebutan “Social Theory and Social Structure”, Merton mengatakan (dengan bahasa sederhana) ketika sebuah ekspetasi sudah dibuat, bahkan ketika itu tidak akurat, kita akan cenderung untuk bertindak melakukan sesuatu yang konsisten dengan ekspetasi itu.
Dan herannya, kebanyakan ekspetasi itu akan membuahkan hasil nyata, layaknya sebuah proses mejik. Bukankah Ari Afrizal, korban Tsunami yang terapung di lautan lepas selama 15 hari itu telah membuktikannya?
Oleh sebab itu, jangan bermain-main dengan pikiran Anda sendiri, Anda harus mengarahkan pikiran secara positif dan sistematis, karena pikiran Anda akan membawa Anda ke mana akan menuju. Percayalah, ” … All things, whatever you ask, praying, believe that you shall receive them, and it will be to you.”
Tidak ada komentar :
Posting Komentar